Kamis, Februari 02, 2012



Ehem...
setelah sekian lama vakum karena ujian dan pulsa moden yang idak kunjung terisi akhirnya saya lanjutkan mengisi blog ini.
sebagai mahasiswa biologi yang suka dengan yang mikro-mikro, seneng ama yang namanya mikoba dan kagum dengan yang namanyaa DNA, saya akan mncoba membahas salah satunya, sebagai syarat ujian Biologi Molekler kemaren ane dapet tugas bikin resuman tentang replikasi dan perbaikan DNA.


sebenarnya Replikasi DNA udah dipelajari dari SMA, meski nggak ada salahnya berbagi ilmu, kayaknya emang paling enak share tentang pebaikan DNA, soalnya kadang banyak yang lupa kalo meski direplikasi dalamtubuh secara alami dengan mekanisme yang hampir sempurna DNA tetap bisa rusak dan harus diperbaiki, dalamresman ini jug
a ane belajar satu filsafat hidup yang luar biasa
so, this is it...

Perbaikan DNA seperti replikasinya juga merupakan kegiatan intrasel yang dilakukan untuk mengembalikan susunan kode genetik yang rusak atau berubah karena gangguan saat replikasi baik gangguan secara kimia maupun kaena gangguan seacara fisik. Sejauh ini ada bebeapa mekanisme perbaikan DNA secara biokimia, diantaranya adalah dengan fotoreaktivasi, perbaikan eksisi, perbaikan dengan rekombinasi, dan perbaikan dengan sinyal SOS.

Perbaikan dengan proses fotoreaktivasi adalah perbaikan DNA dengan memecah dimer dengan menggunakan enzim yang diaktivasi sinar dengan panjang gelombang 300-600nm. Enzim memecah ikatan dimer pada DNA dengan cara mengikat dimer dengan aktivasi sinar vsibel, setelah ikatan terbentuk enzim memanfaatkan kelimpahan cahaya tersebut dan memutuskan ikatan dimer yang terbentuk pada DNA.

Perbaikan eksisi adalah perbaikan struktur dimer dengan proses aktivasi enzim secara berantai serupa dengan replikasi DNA itu sendiri.pada prokariota eksisi terjadi secara sederhana dengan pemutusan bagian DNA yang memiliki mutai dimer dan beberapa basa sebelum dan sesudahnya, kemudian ruang kosong tersebut digantikan nukleotidabaru yang disintesis DNA polymerase I sedangkan potongan yang terdapat mutasi dimer mengalami ligasi. Pada eukariota eksisi yang terjadi cukup rumit dan memerlukan aktivasi enzim yang lebih banyak daipada enzim untuk replikasi DNA sendiri.
Perbaikan DNA dengan rekombinasi selama ini dianggap mekanisme replikasi yang peling efekif unuk mengatasi mutasi dimer. Perbaikan ini dilakukan dengan mereplikasi DNA dari DNA yang mengalami mutasi sehingga didapat satu untai DNA yang sempurna dan satu untai dengan dimer dan tanpa pasangan basa pada daerah dimer. Untai DNA yang tidak sempurna kemudian direkombinasi dengan memotong pasangan basa pada untai yang sempurna, sedangkan pada untai sempurna dapat dilakukan perbaiakan dengan sintesis pasangan basa yang kosong. Tahap akhir perbaiakn dilakukan dengan replikasi tahap kedua sehingga tidak terdapat ikatan dimer pada DNA. Perbaikandengan SOS repair hampir sama dengan rekombinasi, hanya saja pasangan dimer tidak diisi oleh pasangan hasil replikasi sebelumnya tetapi dengan sembarang basa sehingga dapat mengakibatkan mutasi yang baru pada DNA.

jadi, siapa bilang tidak ada evaluasi besarbesaran dalam sel, pada hakikatnya manusia akan terus belajar dan memperbaiki sama seperti sel penyusunnya. Baik buruknya sifat atau perbuatan seseorang tergantung pada sberapa besar kerusakannya dan bagaimana caranya memperbaiki kerusakan itu,
Zie. L.